Kamu Orang Indonesia Atau Orang Bugis ?

Suatu sore, Juni 2008 lalu, saya sedang duduk duduk di dekat International Port Of Labuan, Sabah, Malaysia Timur, sambil menikmati segelas teh tarik dan pisang goreng panas. Tak lama kemudian, seorang laki laki berusia sekitar 45 tahun, permisi untuk duduk di dekat saya, berhubung sore itu tempat duduk sudah penuh, hanya tinggal sebuah kursi di depanku, tepat menghadap ke laut. Akhirnya terjadilah pembicaraan serius mulai dari agama sampai ke masalah etnis. Orang ini tampaknya cukup dalam ilmu agamanya. Rupanya dia orang Kualalumpur yang juga baru pertama kali datang ke Labuan.

Mendengar saya berbicara dengan bahasa Melayu dengan cengkok layaknya orang Melayu semenanjung, orang ini pun mengira saya dari Kualalumpur. Ya asal tau aja, cengkok Melayu di Sarawak dan Sabah memang sangat berbeda dengan Melayu kebanyakan yang sering kita dengar. Laki laki yang saya kenal ini pun fasih sekali berbahasa Indonesia, karena dia sering bergaul dengan orang Indonesia di Kualalumpur.

”Kamu Kualalumpur juga ?” tanya dia.

”Saya dari pada Indonesia,” jawabku.

”Oh orang Indon ? Kerja di KL ke ?” kata dia lagi.

”Tak...saya Cuma melancong saja ke sini. Tapi saya sudah sering sangat pigi KL,” kataku.

”Pantas saja, kamu cakap Melayu macam orang KL je. Kamu orang Jawa ?,” tanyanya.

”Bukan, saya orang Bugis,” kataku. Tiba tiba orang itu berdiri dan menyodorkan tangannya untuk menyalami saya. Saya heran, kemudian berdiri dan menyodorkan tangan juga. Kami pun berjabat tangan.

”Senang berkenalan dengan awak. Orang tua saya pun berdarah Bugis,” kata laki laki itu.

Saya tidak begitu kaget mendengar orang Melayu berdarah Bugis, karena nenek moyang orang Melayu memang berasal dari Bugis, Aceh dan Minang, jauh sebelum orang Jawa dan Mandailing sampai ke tanah Melayu. Panjang lebar laki laki itu bercerita tentang sejarah. Mulai dari raja raja Melayu yang berasal dari Bugis sampai Timbalan (Wakil) Perdanan Menteri Malaysia yang sekarang, Nadjib Tun Razak, yang juga berdarah Bugis. 

Saya tertarik, laki laki itu berbicara tentang stereotype orang Malaysia tentang orang Indonesia pada umumnya. Rupanya di mata orang Malaysia, orang Indonesia itu sering berbuat jenayah (kriminal) di negaranya, merampok, merompak, membawa kabur harta majikan. Terus terang saya sedih juga mendengarnya. ”Jadi dimata orang Malaysia, imej orang Indonesia itu sudah tidak bagus. Sebab ulah sebagian pekerja pekerja Indon disini,” katanya. Maka itu, katanya, orang Malaysia sering memandang orang Indonesia sebelah mata.

”Kalau kamu datang ke Malaysia dan mengaku sebagai orang Indonesia, mereka akan memandang kamu sebelah mata. Tapi kalau kamu mengaku sebagai orang Bugis, maka orang Malaysia akan respect (menghormati) sama kamu. Orang Malaysia memandang orang Bugis itu pejuang, pemberani, pekerja keras, pantang menyerah, jujur dan punya rasa setia kawan yang tinggi,” katanya panjang lebar. Saya berpikir orang ini narzis atau kenapa ya ?

Orang Bugis datang ke Malaysia sebagai perantau yang ulung. Mereka tidak menjadi pekerja (TKI/TKW) disini, tapi mereka datang membela negara, membina (membangun) negara, sejak jaman dahulu lagi, sampai mereka boleh jadi raja raja disini, sebab orang Malaysia sangat menghargai kedatangan orang orang Bugis. Kalau orang Malaysia tak menghargai, tak mungkinlah orang orang Bugis, boleh jadi raja memimpin orang Melayu. 

Dulu waktu kecil, dato’ saya selalu pesan , kamu itu orang Bugis, negara kamu Sulawesi (Sulawesi kan bukan negara ya. Mungkin waktu nenek moyangnya merantau ke Malaysia, Sulawesi masih berbentuk negara kali ye), kamu jangan sampai lupa itu. Malaysia hanya negeri perantauan yang harus kita bangun.... Saya senang kenal sama kamu, masih muda (ehem) tapi sudah keliling Malaysia. Orang Melayu dan orang Bugis itu saudara. Saya sama kamu pun saudara, walaupun saya tak boleh lagi (tidak bisa lagi) cakap Bugis. Selamat datang di Malaysia....Ini negeri kamu juga.

Oalah. Intinya itu toh. Saya baru mengerti. Pertemuan singkat itu memberi pelajaran berharga buat saya. Betapa sikap kita di mata orang akan membentuk stereotype orang itu terhadap kita. Tapi bagaimana pun saya adalah orang Indonesia, yang kebetulan saja adalah orang Bugis juga. Orang Bugis di Indonesia adalah orang Indonesia, dan orang Bugis di Malaysia adalah orang Malaysia. Tapi ada tali silaturrahmi yang mengikat kita sodara sodara, sebagai sesama orang Bugis.

Semoga Bermanfaat


Muhammad Iqbal M

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012 Alvaro AlanoTemplate by : Bugis777Powered by Blogger