Kesepakatan Nuklir

Kesepakatan Nuklir Iran-Amerika, Siapa pemenang Sesungguhnya ?
http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2013/12/amerika-iran-capai-kesepakatan-soal-nuklir.jpg
Pada tanggal 23 November 2013, Presiden Obama menyebut kesepakatan nuklir dengan Iran sebagai hal yang bersejarah. Kesepakatan nuklir ini yang pertama kalinya dibuat sejak negosiasi  yang dimulai pada tahun 2003 . Obama mengatakan, “Singkatnya, mereka menghapus kemungkinan Iran untuk membuat bom nuklir.”

Israel tidak memiliki pandangan yang sama dan menentang kesepakatan ini. Perdana Menteri Yahudi Benjamin Netanyahu  menyebut perjanjian itu sebagai “kesalahan bersejarah”.

Negara-negara lain terutama negara-negara Teluk kecewa dengan perjanjian itu. Sami al – Faraj, seorang penasehat keamanan untuk Gulf Cooperation Council (GCC), mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Arab Teluk merasa diremehkan oleh kesepakatan itu. “Iran sedang duduk di meja yang tinggi, ” katanya. “Kami dibiarkan mendapatkan sisanya.”

Dia menambahkan, “Kami akan mendapatkan lebih banyak senjata. Kami akan memeriksa apakah daftar belanja kami cukup untuk merespon hal ini. Kami akan menggalang kekuatan dengan negara-negara lain yang merasa dirugikan oleh tindakan ini untuk menjadi kampanye diplomatik bersatu.”

Sementara itu, Iran merayakan kesepakatan ini. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan, “Atas karunia Allah dan dukungan bangsa Iran merupakan alasan di balik keberhasilan ini,”

Sementara Hassan Rouhani, Presiden Iran, menyimpulkan hal itu sebagai kesepakatan yang sangat positif. “Kesepakatan ini menguntungkan semua negara regional dan perdamaian global,” katanya. Jadi siapa pemenang dan pecundang yang sesungguhnya di sini?

Jawabannya terletak pada apa yang telah disepakati. Kesepakatan yang dicapai antara Iran dan negara-negara P5 +1 (Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan Jerman) merupakan sebuah kesepakatan interim (sementara). Kesepakatan ini merupakan langkah pertama dalam perjanjian komprehensif untuk ditandatangani di masa depan. Kesepakatan interim yang ditandatangani di Jenewa itu menetapkan kondisi-kondisi berikut :

• Iran akan menghentikan usaha untuk memasang sentrifugal baru, dan juga menahan diri untuk menggunakan ribuan sentrifugal yang telah terpasang tapi belum memperkaya uranium.
• Timbunan bahan bakar nuklir Iran dalam enam bulan tidak akan diizinkan untuk tumbuh melampaui level saat ini. Dalam prakteknya, Iran akan menghadapi pilihan baik pengayaan menghentikan maupun mengubah uranium menjadi pelat bahan bakar logam.
• Iran setuju untuk menghentikan semua produksi apa yang disebut sebagai 20 persen uranium yang diperkaya, sejenis bahan bakar yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uranium yang sangat diperkaya yang digunakan dalam bom nuklir.
• Seluruh persediaan bahan bakar Iran yakni 20 persen – yang hanya di bawah £ 450 – harus dinetralkan melalui konversi menjadi logam atau dicampur dengan uranium alami untuk mengurangi kemurniannya.
• Iran akan diminta untuk menghentikan pekerjaan membangun batang bahan bakar (fuel rod) atau komponen lain di fasilitas plutonium Arak.
• Fasilitas nuklir Iran akan dikenakan dipantau yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dengan setiap hari dikunjungi oleh para inspektur internasional yang juga akan memiliki akses ke rekaman yang dibuat oleh peralatan video jarak jauh.
• Iran akan menerima insentif ekonomi sebesar $ 7 milyar selama enam bulan ketika perjanjian interim terjadi.

Terbukti dari perjanjian bahwa sejumlah pembatasan telah diberlakukan kepada Iran dengan tujuan tertentu untuk mengganggu kemampuan Iran memproduksi bom nuklir. Selain itu, Iran telah secara resmi membuka pintu untuk inspeksi yang memberikan gangguan lebih lanjut yang dapat menyebabkan pembongkaran kapasitas nuklir Iran, dimana Iran telah susah payah membuatnya selama dekade terakhir dan telah menghabiskan miliaran dolar. Selain itu, keberhasilan Barat dalam pembongkaran kemampuan militer Irak dan kemampuan senjata kimia Suriah melalui inspeksi PBB adalah tanda yang buruk dari apa yang mungkin terjadi pada Iran di masa mendatang.

Namun meskipun hal ini terjadi, Teheran terus memperlakukan perjanjian Jenewa itu sebagai suatu kemenangan. Misalnya, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, telah menegaskan bahwa perjanjian tersebut secara eksplisit mengakui hak Iran untuk memperkaya uranium.

Dia juga mengatakan perjanjian tersebut secara efektif menghilangkan ancaman serangan militer Amerika. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry menolak anggapan itu. Mengenai ancaman penggunaan kekuatan Amerika terhadap Teheran, Kerry dengan tegas mengatakan, “Faktanya adalah, presiden mempertahankan “pilihan untuk menggunakan kekuatan militer” sebagai panglima tertinggi yang pertama, dan dia telah mengatakan secara spesifik  bahwa dia belum menghilangkan pilihan penggunaan ancaman itu dari mejanya”.

Jadi jelas, Iran adalah pecundang yang nyata dalam perjanjian ini.  Negara Yahudi dan pelindungnya Amerika adalah pemenang yang sejati, karena negara Yahudi itu tidak perlu untuk membongkar salah satu senjata nuklirnya yang berjumlah 100 atau lebih. Amerikapun akan menggunakan Iran untuk menstabilkan Suriah, Irak dan Afghanistan.

Islam melarang negara-negara Muslim untuk menyerahkan aset-aset strategis mereka bagi kekuasaan kolonialis. Allah berfirman dalam Al Quran :

وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا

“Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (QS  An- Nisa : 141)
Daripada menyerah kepada kekuatan Barat dan menyerahkan sebagian infrastruktur nuklir negara itu, Teheran seharusnya bekerja untuk menciptakan berbagai senjata nuklir yang dapat digunakan tidak hanya untuk melindungi Iran tapi juga melindungi seluruh umat Islam. Hal ini sesuai dengan ayat berikut ini:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya”.(QS Anfal : 60)

Tetapi yang benar dari masalah ini adalah bahwa perlindungan umat Islam jauh dari benak para pemimpin Iran. Dukungan mereka yang kuat untuk rezim despotik Assad, pembayaran secara tunai kepada Karzai, bantuan kepada rezim Maliki untuk menebar teror di Irak, dan sekarang penyerahan program nuklir kepada Barat, jelas menggambarkan bahwa kesetiaan mereka terletak kepada musuh-musuh umat dan menegaskan firman Allah :

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu (QS An- Nisa : 60)Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir oleh Abu Hashim  (Rabu, 27 November, 2013)

Semoga Bermanfaat


Muhammad Iqbal M

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012 Alvaro AlanoTemplate by : Bugis777Powered by Blogger